AlasanAl-quran Diturunkan dengan Bahasa Arab Firman Allah SWT menjelaskan bahwa al-quran diturunkan dengan bahasa arab tertuang dalam surat Yusuf Ayat 2: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ Susunguhnya kami menurunkannya berupa Alquran berbahasa Arab, agar kamu mengerti.
Berikutbacaan surat Yusuf ayat 1-30 dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia, selengkapnya dalam artikel ini. Surat Yusuf merupakan surat ke-12 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari 111 ayat yang berisi tentang riwayat Nabi Yusuf AS. Berikut bacaan surat Yusuf ayat 1-35 yang dikutip dari quran.kemenag.go.id.
1) Alif laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Qur'an) yang nyata (dari Allah). إِنَّا أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿٢﴾ (2) Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
SuratYusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat
AmalanSurat Yusuf Ayat 4 Lengkap dengan Arab, Latin, dan Tafsir Maknanya, Dipercaya untuk Mendekatkan Jodoh Rabu, 3 Agustus 2022 | 15:35 WIB. Gaya Hidup Ini Ramalan Zodiak Aquarius Hari Kamis 4 Agustus 2022: Aquarius Memang Begitu Menggoda Rabu, 3 Agustus 2022 | 15:05 WIB. Khazanah
Nah berikut dari berbagai sumber, Kamis (20/1), inilah bacaan surat Yusuf yang lengkap dengan Arab, latin, dan terjemahannya. 1. Alif-Laaam-Raa; tilka Aayaatul Kitaabil Mubiin Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an) yang jelas. 2. Innaaa anzalnaahu quraanan 'Arabiyyal la 'allakum ta'qiluun
Telahbanyak saya temukan bagaimana mereka berhasil memikat Pujaan hatinya, dengan mengamalkan Surat Yusuf ayat 4 dan 31. Namun tentu saja saya sangat mewanti - wanti Anda. Arab-Latin: "Fa lammā sami'at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a'tadat lahunna muttaka`aw wa ātat kulla wāḥidatim min-hunna sikkīnaw wa qālatikhruj
Dalamnama surat Yusuf fitur Al-Quran memberi tahu arti dari surat ke-12 ini sehingga informasi yang Anda dapatkan langsung bisa Anda lihat. Tulisan arab dalam surat ke-12 ini juga sangat jelas tanda baca yang ada pun sangat jelas, jadi memudahkan Anda untuk membaca surat dengan sangat jelas.
SuratYusuf Ayat 1 - 10 dengan Tafsir dan Terjemahannya. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik".
Sedangkandalam surat yusuf hanya terdapat satu macam Idhofah saja yaitu Idhofah maknawiyyah karena semua susunan Idhofah yang terdapat dalam surat yusuf tidak berupa makmul terhadap mudhofnya. Dari pembahasan yang cukup jelas, hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam Surat Yusuf terdapat Idhofah Ma'nawiyyah yang mengandung tiga ma'na
m8DxeOr. الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِArab-Latin alif lām rā, tilka āyātul-kitābil mubīnArtinya Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab Al Quran yang nyata dari Allah.إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَArab-Latin innā anzalnāhu qur`ānan 'arabiyyal la'allakum ta'qilụnArtinya Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Surat Yusuf Ayat 1-16Terdapat aneka ragam penjelasan dari berbagai mufassirun terhadap kandungan surat yusuf ayat 1-16, misalnya seperti di bawah iniSesungguhnya kami telah menurunkan al-qur’an ini dengan berbahasa arab, agar kalian wahai bangsa arab, dapat mencerna makna-maknanya dan memahaminya serta mengamalkan petunjuknya. Tafsir al-MuyassarSesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur`ān dengan menggunakan bahasa Arab supaya kalian -wahai orang-orang Arab- bisa memahami maknanya. Tafsir al-MukhtasharSesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an ini dengan bahasa Arab supaya kalian mengerti makna-maknanya dan memahami isinya guna membangun manusia individu dan sosial Tafsir al-Wajizإِنَّآ أَنزَلْنٰهُ Sesungguhnya Kami menurunkannya Yakni al-Qur’an. قُرْءٰنًا عَرَبِيًّاberupa Al Quran dengan berbahasa Arab Yakni dengan berbahasa arab. لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَagar kamu memahaminya Yakni agar kalian mengetahui makna-maknanya dan memahami kandungannya. Zubdatut Tafsirنَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ ٱلْقَصَصِ بِمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلْغَٰفِلِينَArab-Latin naḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming qablihī laminal-gāfilīnArtinya Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum Kami mewahyukannya adalah termasuk orang-orang yang belum menceritakan kepadamu wahai rasul, kisah terbaik dengan mewahyukan al-qur’an ini kepadamu, dan kamu sebelum turunnya al-qur’an itu benar-benar termasuk orang yang tidak mengerti berita-berita tersebut, tidak mengetahuinya sama sekali. Tafsir al-MuyassarKami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- kisah-kisah terbaik karena kebenarannya dan keindahan kata-katanya dengan cara menurunkan Al-Qur`ān ini kepadamu. Padahal sebelum turunnya Al-Qur`ān ini engkau termasuk di antara orang-orang yang tidak mengetahui kisah-kisah itu. Tafsir al-MukhtasharWahai Nabi, Kami akan mengisahkan sebaik-baik kisah berita-berita tentang umat-umat terdahulu dengan mewahyukan Al-Qur’an yang bisa menentukan hukum ini kepadamu. Dan sesungguhnya sebelum menerima wahyu, kamu belum tahu apapun tentang kisah ini dan kisah lainnya dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Surah ini dinamakan dengan sebaik-baik kisah, yang mana di dalamnya terdapat pelajaran, kisah-kisah nabi yang shalih, para malaikat, tuan, budak, perdagangan, laki-laki dan perempuan, karena sesungguhnya masing-masing yang disebutkan itu termasuk orang-orang yang berbahagia. Ibnu Abbas berkata “Mereka berkata “Waha rasulullah, Maukah kamu bercerita kepada kami?” lalu turunkah ayat {Nahnu Naqushshu alaika ahsanal qashashi} [ayat 3]” Tafsir al-Wajizنَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik Tentang umat-umat terdahulu dan ketetapan-ketetapan Allah bagi hamba-Nya. Dan ini merupakan perkataan paling baik bagi orang lain. وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ الْغٰفِلِينَ dan sesungguhnya kamu sebelum Kami mewahyukannya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui Terhadap kisah ini dan kisah lainnya yang diwahyukan Allah kepadamu Surat ini mengandung kisah-kisah terbaik karena mengandung ibrah, pelajaran, dan hikmah yang tidak terdapat pada surat lainnya. Surat ini menyebutkan tentang para nabi, orang-orang shalih, para malaikat, kisah para raja, para budak, para saudagar, para lelaki, serta para perempuan, perhiasannya dan tipu dayanya. Dan karena semua yang disebutkan didalamnya memiliki kesudahan yang bahagia. Zubdatut Tafsirإِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَArab-Latin iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīnArtinya Ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".Sebutkanlah wahai rasul, kepada kaummu perkataan yusuf kepada ayahnya, ”sesungguhnya aku bermimpi melihat dalam tidurku sebelas bintang, matahari dan bulan, aku melihat mereka semua itu bersujud kepadaku.” mimpi ini menjadi pembuka kabar gembira atas martabat yang dicapai oleh yusuf berupa kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Tafsir al-MuyassarKami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- tatkala Yusuf berkata kepada ayahnya Ya'qūb, "Wahai Ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang. Dan aku juga melihat matahari dan bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku." Mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk Yusuf -'alaihissalām-. Tafsir al-MukhtasharIngatlah ketika Yusuf AS berkata kepada ayahnya, Ya’kub AS “Wahai ayahku mengganti ya’ mutakalim dengan ta’ ketika memanggil ayah atau ibu Sesungguhnya dalam mimpi aku melihat 11 bintang yaitu saudaranya matahari, dan bulan ayah dan ibunya bersujud kepadaku.” Mereka digambarkan dengan gambaran orang yang berakal, karena sujud yang dilakukan itu adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah. Tafsir al-Wajizلِأَبِيهِ kepada ayahnya Yakni nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. إِنِّى رَأَيْتُ sesungguhnya aku bermimpi Dalam tidur. أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًاsebelas bintang Takwilnya adalah para saudaranya.. وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَmatahari dan bulan Takwilnya adalah bapak dan ibunya. رَأَيْتُهُمْ لِى سٰجِدِينَkulihat semuanya sujud kepadaku Benda-benda ini dihikayatkan seperti benda hidup yang berakal karena untuk mngibaratkan sifat orang berakal, yaitu benda-benda itu melakukan sujud. Zubdatut Tafsirقَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌArab-Latin qāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka 'alā ikhwatika fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni 'aduwwum mubīnArtinya Ayahnya berkata "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar untuk membinasakanmu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".Ya’qub berkata kepada putranya, yusuf, ”wahai putraku, janganlah kamu sebutkan mimpi ini kepada saudara-saudara lelakimu, nanti mereka akan dengki kepadamu, lalu memusuhimu dan merencanakan makar untuk membinasakanmu. Sesungguhnya setan bagi manusia adalah musuh yang jelas permusuhannya Tafsir al-MuyassarYa'qūb berkata kepada putranya, Yusuf, "Wahai Anakku! Jangan engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu! Karena mereka bisa memahaminya kemudian merasa iri hati kepadamu. Lalu mereka akan membuat rencana jahat terhadapmu karena terdorong rasa iri dan dengki. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Tafsir al-MukhtasharYa’kub bin ishaq berkata “Wahai anakku, janganlah engkau beritahu saudara-saudaramu terkait mimpi itu supaya mereka tidak dengki terhadapmu, lalu membuat rencana rahasia untuk mencelakakanmu. Dan yang terpenting adalah bisa menimbulkan fitnah di antara manusia.” Tafsir al-Wajizقَالَ يٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ Ayahnya berkata “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu Nabi Ya’kub melarang nabi Yusuf, anaknya, untuk menceritakan mimpinya kepada para saudaranya karena Nabi Ya’kub telah mengetahui takwil mimpi itu, dan ia khawatir jika ia menceritakannya kepada para saudaranya maka mereka juga akan memahami takwilnya sehingga timbul dalam diri mereka kedengkian kepadanya. فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖmaka mereka membuat makar Yakni karena aku khawatir mereka akan membuat tipu daya yang tidak kamu pahami, sehingga mereka akan membinasakanmu karena kedengkian mereka. إِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْإِنسٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia Sehingga menggiring mereka untuk melakukan hal tersebut, sebab dia merupakan musuh bagi manusia yang terang-terangan dalam permusuhannya. Zubdatut Tafsirوَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌArab-Latin wa każālika yajtabīka rabbuka wa yu'allimuka min ta`wīlil-aḥādīṡi wa yutimmu ni'matahụ 'alaika wa 'alā āli ya'qụba kamā atammahā 'alā abawaika ming qablu ibrāhīma wa is-ḥāq, inna rabbaka 'alīmun ḥakīmArtinya Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu untuk menjadi Nabi dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, yaitu Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha tuhanmu telah memperlihatkan mimpi ini kepadamu, demikian pula Dia memilihmu dan mengajarkan kepadamu ta’bir mimpi yang dilihat manusia dalam tidur mereka, yang ditakwil kepada peristiwa nyata yang akan terjadi, dan menyempurnakan kenikmatanNya padamu dan pada keluarga ya’qub dengan karunia kenabian dan risalah, sebagaimana telah disempurnakanNya pada dua bapakmu;Ibrahim dan ishaq, dengan karunia kenabian dan risalah. Sesungguhnya tuhanmu maha mengetahui siapa yang pantas dipilihNya dari hamba-hambaNya juga mahabijaksana dalam pengaturan urusan-urusan makhluk-makhlukNya.” Tafsir al-MuyassarDan sebagaimana engkau telah melihat mimpi itu, Tuhanmu pun akan memilihmu -wahai Yusuf- dan mengajarkan ilmu tabir mimpi kepadamu. Dan Dia akan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dengan kenabian, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua leluhurmu sebelum dirimu, Ibrahim dan Isḥāq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui perihal makhluk-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam mengurus makhluk-Nya. Tafsir al-MukhtasharSeperti pemilihan tersebutlah Tuhanmu memilihmu di antara seluruh hamba untuk mengemban kepentingan yang agung dan mengajarkanmu untuk memaknai mimpi, yaitu berita tentang sesuatu yang hilangnya sesuatu. Dia juga menyempurnakan nikmatNya kepadamu dengan memberi wahyu kenabian dan kerajaan. Dalam hal itu ada kebaikan dunia dan akhirat. Dia menyempurnakan nikmat atas keturunan Ya’kub sebagaimana Dia menyempurnakan nikmat kenabian atas kakekmu, Ibrahim, tatkala Dia menyelamatkannya dari api dan mengangkatnya sebagai Khalil, nabi, dan rasul. Serta Ishaq yang juga dijadikan sebagai nabi dan rasul. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui keluargha yang layak dipilih dan Maha Bijaksana dalam membuat dan mengatur hal tersebut. Dia meletakkan sesuatu pada tempatnya yang tepat. Kata {Aali} tidak digunakan kecuali untuk menyertakan orang yang agung dengan orang-orang agung lainnya. Tafsir al-Wajizوَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu Kemudian menjadikanmu seorang Nabi, Dia memilihmu dari hamba-hamba-Nya yang lain dan menjadikan mereka bagimu seperti matahari, bulan, dan bintang dalam mimpimu yang sujud didepanmu. وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi Yakni takwil mimpi. وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَdan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu Sehingga mengumpulkan bagimu kenabian dan kekuasaan sebagaimana yang ditunjukkan oleh mimpi yang diperlihatkan Allah kepadamu; dan yang demikian itu terdapat kebaikan bagimu di dunia dan di akhirat. كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرٰهِيمَ sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, yaitu Ibrahim Allah menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api, dan menjadikannya sebagai seorang nabi dan kekasih-Nya. وَإِسْحٰقَ ۚ dan Ishak Allah menjadikannya seorang Nabi. Kemudian dari Nabi Ibrahim dan Ishaq Allah memberikan mereka keturunan yang shaleh. Zubdatut Tafsir۞ لَّقَدْ كَانَ فِى يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِۦٓ ءَايَٰتٌ لِّلسَّآئِلِينَArab-Latin laqad kāna fī yụsufa wa ikhwatihī āyātul lis-sā`ilīnArtinya Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang dalam kisah yusuf dan saudara-saudara lelakinya terdapat pelajaran-pelajaran dan bukti-bukti petunjuk yang menunjukan kekuasaan Allah dan hikmahNya bagi orang yang mau bertanya tentang kisah-kisah mereka dan berkeinginan untuk mengetahuinya. Tafsir al-MuyassarSungguh kisah Yusuf dan kisah saudara-saudaranya benar-benar mengandung banyak pelajaran dan nasihat bagi orang-orang yang bertanya tentang kisah mereka. Tafsir al-MukhtasharSesungguhnya dalam kisah Yusuf dan saudara-saudaranya itu terdapat pelajaran dan nasehat bagi orang-orang muslim, bukti-bukti dan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran kenabian Muhammad bagi orang-orang yang bertanya orang yang meminta penjelasan kepadanya, yaitu orang Yahudi tentang kisah Yusuf, sebagaimana penjalasan sebelumnya, serta dalil-dalil tentang kuasa, hikmah dan kelembutah Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang dipilih menjadi nabi Tafsir al-Wajizءَايٰتٌ لِّلسَّآئِلِينَ tanda-tanda bagi orang-orang yang bertanya Tanda-tanda yang menunjukkan kenabian Nabi Muhammad bagi orang-orang Yahudi yang bertanya kepadanya. Diriwayatkan Allah orang-orang Yahudi bertanya kepada Nabi Muhammad ketika beliau masih di Makkah, sedangkan di Makkah ketika itu tidak terdapat orang-orang ahli kitab atau orang-orang yang mengetahui kisah para Nabi, maka Allah menurunkan surat Yusuf satu kali turun sekaligus. Zubdatut Tafsirإِذْ قَالُوا۟ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍArab-Latin iż qālụ layụsufu wa akhụhu aḥabbu ilā abīnā minnā wa naḥnu 'uṣbah, inna abānā lafī ḍalālim mubīnArtinya Yaitu ketika mereka berkata "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita ini adalah satu golongan yang kuat. Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang saudara-saudara yusuf seayah berkata di antara mereka sendiri, ”sesungguhnya yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai ayah kita daripada kita, dia lebih mengutamakan mereka berdua di atas kita, padahal kita kumpulan orang yang berjumlah lebih banyak. sesungguhnya ayah kita benar-benar dalam kekeliruan yang nyata, lantaran lebih mengutamakan mereka berdua daripada kita, tanpa ada alasan benar menurut pandangan kita. Tafsir al-MuyassarTatkala saudara-saudaranya seayah berbicara satu sama lain, "Sungguh Yusuf dan saudara kandungnya Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita. Padahal kita mayoritas. Jadi, bagaimana mungkin ayah kita lebih mengutamakan mereka berdua daripada kita?! Sesungguhnya kita benar-benar melihat ayah kita melakukan kesalahan yang nyata ketika dia lebih mengutamakan keduanya daripada kita tanpa didasari alasan yang jelas bagi kita. Tafsir al-MukhtasharSungguh terdapat pelajaran ketika saudara-saudara Yusuf yang berjumlah 11 berkata kepada ayah mereka “Sumpah, Yusuf, dan saudara kandungnya, Benyamin yang lahir dari Ibu yang sama itu lebih dicintai ayah daripada kita semua, meskipun kita kuat dan mampu mengabdi kepadanya. Sesungguhnya ayah berada dalam kesalahan dengan lebih mencintai Yusuf dan saudaranya, bukan kita.” Tafsir al-Wajizإِذْ قَالُوا۟ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا Yaitu ketika mereka berkata “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya Bunyamin lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri Yakni Binyamin. Mereka menyebutnya dengan sebutan saudara padahal mereka semua merupakan saudaranya karena ia merupakan saudara kandung dari nabi Yusuf, adapun saudara yang lainnya merupakan saudara seayah. وَنَحْنُ عُصْبَةٌpadahal kita ini adalah satu golongan yang kuat Makna العصبة yakni berkelompok. Terdapat pendapat mengatakan maknyanya adalah sekelompok orang yang berjumlah antara 10 sampai 40 orang. إِنَّ أَبَانَا لَفِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍSesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata Dengan lebih condong kepada mereka berdua daripada kepada kami dan lebih mengutamakan mereka. Zubdatut Tafsirٱقْتُلُوا۟ يُوسُفَ أَوِ ٱطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا۟ مِنۢ بَعْدِهِۦ قَوْمًا صَٰلِحِينَArab-Latin uqtulụ yụsufa awiṭraḥụhu arḍay yakhlu lakum waj-hu abīkum wa takụnụ mim ba'dihī qauman ṣāliḥīnArtinya Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah yang tak dikenal supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik".Bunuhlah yusuf atau buanglah dia ke daerah asing lagi jauh dari pemukiman, niscaya cinta ayah kalian dan perhatiannya kepada kalian akan murni menjadi milik kalian, dan dia tidak akan menoleh dari kalian kepada selain kalian, lalu setelah membunuh yusuf atau membuangnya jauh, kalian menjadi orang yang bertaubat kepada Allah, memohon ampunan kepadaNya setelah dosa yang kalian perbuat. Tafsir al-MuyassarBunuhlah Yusuf! Atau buanglah dia ke tempat yang jauh agar perhatian ayah kalian tercurah kepada kalian, sehingga dia mencintai kalian secara utuh. Dan setelah kalian membunuhnya atau membuangnya kalian bisa menjadi orang-orang yang saleh setelah kalian bertobat dari dosa-dosa kalian." Tafsir al-MukhtasharKebanyakan saudara-saudara Yusuf tersebut berkata “Bunuhlah Yusuf, atau buang dia di tempat yang jauh dari ayah atau tempat yang jauh dari pemukiman, maka perhatian dan cinta ayah akan diberikan kepada kalian. Dan setelah melakukan pembunuhan ini, kalian akan menjadi orang yang shalih dalam urusan agama dan dunia kalian bersama ayah, dengan menjauhkan kegelisahan jiwa, kecemburuan dan kedengkian. Lalu ayah hanya akan memperhatikan kalian.” Tafsir al-Wajizاقْتُلُوا۟ يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah Yakni mereka berkata “lakukanlah kepadanya dengan salah satu cara baik itu membunuhnya atu membuangnya di suatu tempat”. Atau maksudnya adalah sebagian mereka menyarankan agar ia dibunuh, dan sebagian lainnya menyarankan agar ia dibuang. يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْsupaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja Yakni agar pikiran ayahmu bersih dan jernih dari Yusuf sehingga perhatiannya tertuju kepada kalian dan mencintai kalian dengan seutuhnya. مِنۢ بَعْدِهِۦ sesudah itu Yakni setelah selesai membunuhnya atau membuangnya. Pendapat lain mengatakan yakni setelah dosa yang kalian perbuat terhadap Yusuf. قَوْمًا صٰلِحِينَ orang-orang yang baik Dalam urusan agama kalian dan ketaatan kepada ayah kalian. Atau orang-orang yang damai dalam urusan dunia kalian sebab kalian telah terbebas dari kedengkian terhadap Yusuf. Zubdatut Tafsirقَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا۟ يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِى غَيَٰبَتِ ٱلْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ ٱلسَّيَّارَةِ إِن كُنتُمْ فَٰعِلِينَArab-Latin qāla qā`ilum min-hum lā taqtulụ yụsufa wa alqụhu fī gayābatil-jubbi yaltaqiṭ-hu ba'ḍus-sayyārati ing kuntum fā'ilīnArtinya Seorang diantara mereka berkata "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat".Ada orang yang berkata dari saudara-saudara yusuf, ”janganlah kalian membunuh yusuf, akan tetapi lemparkanlah dia ke dalam dasar sumur agar sebagian orang yang melintas dari orang-orang musafir akan memungutnya, sehingga kalian akan bebas darinya, dan tidak ada perlunya membunuh dia, jika kalian memang bertekad untuk melakukan apa yang kalian katakan. Tafsir al-MuyassarSalah satu dari mereka berkata, "Jangan bunuh Yusuf! Tetapi buanglah dia ke dalam sumur agar dipungut oleh para musafir yang menemukannya. Ini lebih kecil resikonya daripada membunuhnya, jika kalian benar-benar mantap untuk menjalankan apa yang kalian rencanakan tentang Yusuf." Tafsir al-MukhtasharSalah satu saudara Yusuf, yaitu Yahudza berkata “Janganlah kalian membunuh Yusuf, lemparkan saja dia ke dalam lubang sumur yang jarang diperhatikan, jika tujuan kalian adalah menjauhkannya dari ayah.” Dan mereka itu bukanlah nabi. Tafsir al-Wajizقَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ Seorang diantara mereka berkata Terdapat pendapat mengatakan, ia adalah Yahudza. فِى غَيٰبَتِ الْجُبِّ ke dasar sumur Dasar sumur yang tidak tampak oleh penglihatan. يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir Sehingga mereka membawanya ke tempat yang jauh, yang tidak terjangkau dan diketahui oleh ayahnya. إِن كُنتُمْ فٰعِلِينَ jika kamu hendak berbuat Berbuat sesuai dengan saranku kepada kalian. Hal ini menunjukkan bahwa saudara-saudara Yusuf bukanlah para nabi. Zubdatut Tafsirقَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَ۫نَّا عَلَىٰ يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُۥ لَنَٰصِحُونَArab-Latin qālụ yā abānā mā laka lā ta`mannā 'alā yụsufa wa innā lahụ lanāṣiḥụnArtinya Mereka berkata "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan saudara-saudara yusuf, setelah bersepakat membuang yusuf, ”wahai ayah kami, mengapa engkau tidak menganggap kami orang-orang yang dapat di percaya atas yusuf, padahal yusuf adalah saudara kami sendiri, sedang kami menginginkan kebaikan baginya, menyayanginya dan perhatian kepadanya, serta mengistimewakan dengan niat tulus kami kepadanya? Tafsir al-MuyassarSetelah sepakat untuk membuang Yusuf mereka berkata kepada ayah mereka, Ya'qūb , "Wahai Ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayakan Yusuf kepada kami? Sesungguhnya kami benar-benar menyayanginya. Kami siap menjaganya dari setiap bahaya yang mengancamnya. Kami siap menjaga dan melindunginya sampai dia kembali kepadamu dengan selamat. Jadi, mengapa engkau tidak mau melepasnya untuk pergi bersama kami?! Tafsir al-MukhtasharSetelah sepakat untuk menjauhkan Yusuf, saudara-saudaranya tersebut berkata “Wahai ayah, kenapa engkau tidak mempercayai kami dan mengkhawatirkan apa yang kami perbuat atas Yusuf, padahal kami adalah orang yang akan bersimpati dan menginginkan kebaikan baginya” Tafsir al-Wajizقَالُوا۟ يٰٓأَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَ۫نَّا عَلَىٰ يُوسُفَ Mereka berkata “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf Ketika itu nabi Ya’kub tidak rela untuk membiarkan nabi Yusuf pergi bersama mereka karena besarnya cinta kepadanya, dan hal ini karena ia mengkhawatirkan nabi Yusuf dari makar mereka, dan kemungkinan mereka telah meminta nabi Ya’kub agar dapat membawa pergi Yusuf bersama mereka namun ia menolak. وَإِنَّا لَهُۥ لَنٰصِحُونَ padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya Dengan menjaga dan melindunginya sehingga kami dapat mengembalikannya kepadamu. Zubdatut Tafsirأَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَArab-Latin arsil-hu ma'anā gaday yarta' wa yal'ab wa innā lahụ laḥāfiẓụnArtinya Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia dapat bersenang-senang dan dapat bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya".biarkanlah dia pergi bersama kami besok, ketika kami pergi keluar menuju padang rumput, tempat kami menggembala, agar dia dapat berlari, beraktifitas, bergembira, dan dapat bermain berloma-lomba dan lainnya dari berbagai macam permainan yang boleh. Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya dari segala yang engkau khawatirkan padanya.” Tafsir al-MuyassarIzinkanlah kami mengajaknya pergi esok hari untuk bersenang-senang dan bermain. Sesungguhnya kami benar-benar siap menjaganya dari segala hal yang bisa membahayakan keselamatannya." Tafsir al-MukhtasharUtuslah dia bersama kami ketika kami ke luar di padang rumput, dia bisa makan buah-buahan dan tanam-tanaman, dia akan bermain panahan dan permainan yang diperbolehkan. Sesungguhnya kami akan menjaga agar tidak ditimpa keburukan dan akan menjauhkannya dari mara bahaya Tafsir al-Wajizيَرْتَعْ agar dia dapat bersenang-senang Bersenang-senang. Makna اللعب yakni melakukan permainan yang mubah untuk sekedar menghilangkan penat. Zubdatut Tafsirقَالَ إِنِّى لَيَحْزُنُنِىٓ أَن تَذْهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَخَافُ أَن يَأْكُلَهُ ٱلذِّئْبُ وَأَنتُمْ عَنْهُ غَٰفِلُونَArab-Latin qāla innī layaḥzununī an taż-habụ bihī wa akhāfu ay ya`kulahuż-żi`bu wa antum 'an-hu gāfilụnArtinya Berkata Ya'qub "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya".Ya’qub berkata, ”sesungguhnya amat menyedihkan diriku perpisahan dengannya, bila kalian pergi bersamanya kepadang rumput, dan aku takut serigala akan memangsanya, saat kalian lalai terhadapnya dan sibuk dengan urusan kalian sendiri. Tafsir al-MuyassarYa'qūb -'alaihissalām- berkata kepada anak-anaknya, "Sesungguhnya kepergian kalian bersamanya benar-benar membuatku sedih. Karena aku tak sanggup berpisah dengannya. Aku khawatir dia akan diterkam serigala sementara kalian lalai menjaganya karena terlalu asyik bersenang-senang dan bermain." Tafsir al-MukhtasharYa’kub berkata kepada mereka; “Sesunggunya aku akan bersedih karena kehilangan dan berpisah dari Yusuf ketika dia pergi bersama kalian. Aku khawatir Aku khawatir dia akan diterkam serigala buas, sedangkan kalian mengabaikannya karena terlalu asik dan sibuk dengan permainan atau semacamnya” Tafsir al-Wajizإِنِّى لَيَحْزُنُنِىٓ أَن تَذْهَبُوا۟ بِهِۦ Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku Nabi Ya’qub memberitahu mereka bahwa ia sedih jika membiarkan Yusuf pergi karena kecintaan dan kekhawatirannya kepada Yusuf yang sangat besar. وَأَخَافُ أَن يَأْكُلَهُ الذِّئْبُdan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala Terdapat pendapat mengatakan bahwa nabi Ya’qub mengatakan ini karena khawatir terhadap nabi Yusuf dari makar saudara-saudaranya, maka ia mengibaratkan mereka dengan serigala. وَأَنتُمْ عَنْهُ غٰفِلُونَsedang kamu lengah dari padanya Karena kesibukan kalian dengan kesenangan dan permainan. Atau kerena mereka tidak siaga dalam menjaga Yusuf. Zubdatut Tafsirقَالُوا۟ لَئِنْ أَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّآ إِذًا لَّخَٰسِرُونَArab-Latin qālụ la`in akalahuż-żi`bu wa naḥnu 'uṣbatun innā iżal lakhāsirụnArtinya Mereka berkata "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan yang kuat, sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi".Sauadara-saudara yusuf berkata kepada ayah mereka, ”bila dia dimangsa serigala, padahal kami kumpulan orang yang kuat, maka sesungguhnya jika demikian, kami adalah orang-orang yang rugi, tidak ada kebaikan pada diri kami lagi dan tidak ada manfaat dari kami yang dapat diharap-harapkan. Tafsir al-MuyassarMereka berkata kepada ayah mereka, "Sungguh, jikalau Yusuf diterkam serigala sedangkan kami adalah satu kelompok, maka dalam hal ini kami tidak punya kebaikan sama sekali. Dan kami benar-benar merugi jika kami tidak melindunginya dari serigala." Tafsir al-MukhtasharMereka berkata kepada ayah mereka “Demi Allah jika dia dimakan serigala, sedangkan kami semua kuat, niscaya kami adalah orang lemah dan merugi.” Tafsir al-Wajizإِنَّآ إِذًا لَّخٰسِرُونَ sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi Yakni orang-orang yang binasa karena kelemahannya sebab tidak mampu melakukan sesuatu yang sangat remeh. Zubdatut Tafsirفَلَمَّا ذَهَبُوا۟ بِهِۦ وَأَجْمَعُوٓا۟ أَن يَجْعَلُوهُ فِى غَيَٰبَتِ ٱلْجُبِّ ۚ وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمْرِهِمْ هَٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَArab-Latin fa lammā żahabụ bihī wa ajma'ū ay yaj'alụhu fī gayābatil-jubb, wa auḥainā ilaihi latunabbi`annahum bi`amrihim hāżā wa hum lā yasy'urụnArtinya Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur lalu mereka masukkan dia, dan di waktu dia sudah dalam sumur Kami wahyukan kepada Yusuf "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi".Maka ya’qub melepasnya pergi bersama mereka. Lalu ketika mereka berhasil membawanya pergi bersama mereka dan telah bersepakat untuk melemparkannya ke dasar sumur, kami wahyukan kepada yusuf bahwa ”sesunggguhnya kamu nantinya benar-benar akan memberitahukan kepada saudara-saudaramu pada waktu yang akan datang tentang tindakan mereka yang mereka perbuat kepadamu, sedang mereka tidak merasa dan menyadari hal tersebuat. Tafsir al-MuyassarAkhirnya Ya'qūb melepas Yusuf untuk pergi bersama saudara-saudaranya. Setelah mereka membawa Yusuf pergi ke tempat yang jauh dan berniat membuangnya ke dalam sumur, Kami wahyukan kepada Yusuf dalam keadaan seperti itu, "Sungguh engkau benar-benar akan menceritakan kepada mereka perihal perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak menyadari siapa dirimu ketika engkau menceritakan hal itu kepada mereka." Tafsir al-MukhtasharKetika saudara-saudara Yusuf pergi bersamanya, mereka memutuskan untuk melemparkannya ke dalam lubang sumur, lalu mengabaikannya setelah melemparnya ke dalam sumur dalam keadaan masih remaja, yaitu 17 tahun dan menjadikannya budak. Sungguh kamu akan memberitahu saudara-saudaramu tentang apa yang mereka lakukan terhadapmu atau perbuatan mereka ini. Dan mereka itu tidak merasa bahwa kamu Yusuf, sebagaimana yang akan dijelaskan di ayat [89] Tafsir al-Wajizفَلَمَّا ذَهَبُوا۟ بِهِۦ Maka tatkala mereka membawanya Dari sisi Ya’qub. وَأَجْمَعُوٓا۟ dan sepakat Yakni bersepakat dalam keputusan mereka. أَن يَجْعَلُوهُ فِى غَيٰبَتِ الْجُبِّ ۚ memasukkannya ke dasar sumur Tafsir dari kata الغيابة telah disebutkan pada ayat ke 10. وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِ dan Kami wahyukan kepada Yusuf Sebagai penenang dari ketakutannya, padahal ketika itu ia masih kecil. Saudara-saudaranya yang berjumlah sepuluh orang sepakat untuk menjerumuskan kedalam bahaya dengan penuh kekerasan hati yang telah dicabut darinya rasa kasih sayang. لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمْرِهِمْ هٰذَا Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini Yakni kamu akan memberitahukan kepada saudara-saudaramu apa yang mereka perbuat terhadapmu setelah kamu terbebas dari makar yang mereka rencanakan untukmu. Pemberitahuannya ini akan disebutkan pada ayat 89 ketika mereka bertamu kepadanya setelah ia menjadi bendahara negeri Mesir. Zubdatut Tafsirوَجَآءُوٓ أَبَاهُمْ عِشَآءً يَبْكُونَArab-Latin wa jā`ū abāhum 'isyā`ay yabkụnArtinya Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil datanglah keluarga-keluarga Yusuf kepada ayah mereka pada waktu isya di permulaan malam dalam keadaan menangis dan memperlihatkan perasaan sesal lagi gelisah. Tafsir al-MuyassarSaudara-saudara Yusuf datang kepada ayah mereka di waktu Isya sambil berpura-pura menangis agar tipu daya mereka berhasil. Tafsir al-MukhtasharMereka kembali kepada ayah mereka di waktu sore dengan pura-pura menangis untuk menutupi perbuatan dan kebohongan mereka. Mereka membuat ayah mereka percaya bahwa mereka itu jujur. Tafsir al-Wajizوَجَآءُوٓ أَبَاهُمْ عِشَآءً يَبْكُونَ Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis Mereka pura-pura menangis untuk menghiasi kedustaan mereka dan menyembunyikan makar mereka. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah aneka ragam penjelasan dari kalangan pakar tafsir terhadap isi dan arti surat yusuf ayat 1-16 arab, latin, artinya, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan
Tag Archives Surat Yusuf Tulisan Arab Bacaan teks lafadz surah Yusuf tulisan arab saja. Surah Yusuf merupakan urutan surat yang ke-12 dalam Kitab Suci Al Qur’an. Surat Yusuf terdiri dari 111 ayat dan merupakan salah satu urutan Juz 12 ayat 1-52 sampai Juz 13 ayat 53-111 serta tergolong dalam surah-surah Makkiyah. Baca Juga Surat Ar Ra’d Tulisan Arab Saja – الرّعد… Read More »
1 الۤرٰ ۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۗ alif lām rā, tilka āyātul-kitābil mubīn Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab Al-Qur'an yang jelas. 2 اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ innā anzalnāhu qur`ānan 'arabiyyal la'allakum ta'qilụn Sesungguhnya Kami menurunkannya sebagai Qur'an berbahasa Arab, agar kamu mengerti. 3 نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ naḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming qablihī laminal-gāfilīn Kami menceritakan kepadamu Muhammad kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui. 4 اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn Ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” 5 قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًا ۗاِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ qāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka 'alā ikhwatika fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni 'aduwwum mubīn Dia ayahnya berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakanmu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.” 6 وَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيْكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اٰلِ يَعْقُوْبَ كَمَآ اَتَمَّهَا عَلٰٓى اَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبَّكَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ wa każālika yajtabīka rabbuka wa yu'allimuka min ta`wīlil-aḥādīṡi wa yutimmu ni'matahụ 'alaika wa 'alā āli ya'qụba kamā atammahā 'alā abawaika ming qablu ibrāhīma wa is-ḥāq, inna rabbaka 'alīmun ḥakīm Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau untuk menjadi Nabi dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, yaitu Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijak-sana. 7 ۞ لَقَدْ كَانَ فِيْ يُوْسُفَ وَاِخْوَتِهٖٓ اٰيٰتٌ لِّلسَّاۤىِٕلِيْنَ laqad kāna fī yụsufa wa ikhwatihī āyātul lis-sā`ilīn Sungguh, dalam kisah Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang bertanya. 8 اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ ۗاِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ iż qālụ layụsufu wa akhụhu aḥabbu ilā abīnā minnā wa naḥnu 'uṣbah, inna abānā lafī ḍalālim mubīn Ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya Bunyamin lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan yang kuat. Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata. 9 ۨاقْتُلُوْا يُوْسُفَ اَوِ اطْرَحُوْهُ اَرْضًا يَّخْلُ لَكُمْ وَجْهُ اَبِيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا مِنْۢ بَعْدِهٖ قَوْمًا صٰلِحِيْنَ uqtulụ yụsufa awiṭraḥụhu arḍay yakhlu lakum waj-hu abīkum wa takụnụ mim ba'dihī qauman ṣāliḥīn Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik.” 10 قَالَ قَاۤئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوْا يُوْسُفَ وَاَلْقُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ qāla qā`ilum min-hum lā taqtulụ yụsufa wa alqụhu fī gayābatil-jubbi yaltaqiṭ-hu ba'ḍus-sayyārati ing kuntum fā'ilīn Seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat.” 11 قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَالَكَ لَا تَأْمَنَّ۫ا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنَاصِحُوْنَ qālụ yā abānā mā laka lā ta`mannā 'alā yụsufa wa innā lahụ lanāṣiḥụn Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan baginya. 12 اَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَّرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ arsil-hu ma'anā gaday yarta' wa yal'ab wa innā lahụ laḥāfiẓụn Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia bersenang-senang dan bermain-main, dan kami pasti menjaganya.” 13 قَالَ اِنِّيْ لَيَحْزُنُنِيْٓ اَنْ تَذْهَبُوْا بِهٖ وَاَخَافُ اَنْ يَّأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَاَنْتُمْ عَنْهُ غٰفِلُوْنَ qāla innī layaḥzununī an taż-habụ bihī wa akhāfu ay ya`kulahuż-żi`bu wa antum 'an-hu gāfilụn Dia Yakub berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia Yusuf sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.” 14 قَالُوْا لَىِٕنْ اَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ اِنَّآ اِذًا لَّخٰسِرُوْنَ qālụ la`in akalahuż-żi`bu wa naḥnu 'uṣbatun innā iżal lakhāsirụn Sesungguhnya mereka berkata, “Jika dia dimakan serigala, padahal kami golongan yang kuat, kalau demikian tentu kami orang-orang yang rugi.” 15 فَلَمَّا ذَهَبُوْا بِهٖ وَاَجْمَعُوْٓا اَنْ يَّجْعَلُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِاَمْرِهِمْ هٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ fa lammā żahabụ bihī wa ajma'ū ay yaj'alụhu fī gayābatil-jubb, wa auḥainā ilaihi latunabbi`annahum bi`amrihim hāżā wa hum lā yasy'urụn Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami wahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.” 16 وَجَاۤءُوْٓ اَبَاهُمْ عِشَاۤءً يَّبْكُوْنَۗ wa jā`ū abāhum 'isyā`ay yabkụn Kemudian mereka datang kepada ayah mereka pada petang hari sambil menangis. 17 قَالُوْا يٰٓاَبَانَآ اِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوْسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَاَكَلَهُ الذِّئْبُۚ وَمَآ اَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صٰدِقِيْنَ qālụ yā abānā innā żahabnā nastabiqu wa taraknā yụsufa 'inda matā'inā fa akalahuż-żi`b, wa mā anta bimu`minil lanā walau kunnā ṣādiqīn Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar.” 18 وَجَاۤءُوْ عَلٰى قَمِيْصِهٖ بِدَمٍ كَذِبٍۗ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗوَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ wa jā`ụ 'alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta'ānu 'alā mā taṣifụn Dan mereka datang membawa baju gamisnya yang berlumuran darah palsu. Dia Yakub berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik bagiku. Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” 19 وَجَاۤءَتْ سَيَّارَةٌ فَاَرْسَلُوْا وَارِدَهُمْ فَاَدْلٰى دَلْوَهٗ ۗقَالَ يٰبُشْرٰى هٰذَا غُلٰمٌ ۗوَاَسَرُّوْهُ بِضَاعَةً ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَعْمَلُوْنَ wa jā`at sayyāratun fa arsalụ wāridahum fa adlā dalwah, qāla yā busyrā hāżā gulām, wa asarrụhu biḍā'ah, wallāhu 'alīmum bimā ya'malụn Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh, senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. 20 وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍۢ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُوْدَةٍ ۚوَكَانُوْا فِيْهِ مِنَ الزَّاهِدِيْنَ wa syarauhu biṡamanim bakhsin darāhima ma'dụdah, wa kānụ fīhi minaz-zāhidīn Dan mereka menjualnya Yusuf dengan harga rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya. 21 وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ wa qālallażisytarāhu mim miṣra limra`atihī akrimī maṡwāhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladā, wa każālika makkannā liyụsufa fil-arḍi wa linu'allimahụ min ta`wīlil-aḥādīṡ, wallāhu gālibun 'alā amrihī wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat dan layanan yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri Mesir, dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti. 22 وَلَمَّا بَلَغَ اَشُدَّهٗٓ اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا ۗوَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ wa lammā balaga asyuddahū ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 23 وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۗقَالَ مَعَاذَ اللّٰهِ اِنَّهٗ رَبِّيْٓ اَحْسَنَ مَثْوَايَۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā 'an nafsihī wa gallaqatil-abwāba wa qālat haita lak, qāla ma'āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn Dan perempuan yang dia Yusuf tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung. 24 وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰى بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ wa laqad hammat bihī wa hamma bihā, lau lā ar ra`ā bur-hāna rabbih, każālika linaṣrifa 'an-hus-sū`a wal-faḥsyā`, innahụ min 'ibādinal-mukhlaṣīn Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya Yusuf. Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia Yusuf termasuk hamba Kami yang terpilih. 25 وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيْصَهٗ مِنْ دُبُرٍ وَّاَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا الْبَابِۗ قَالَتْ مَا جَزَاۤءُ مَنْ اَرَادَ بِاَهْلِكَ سُوْۤءًا اِلَّآ اَنْ يُّسْجَنَ اَوْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ wastabaqal-bāba wa qaddat qamīṣahụ min duburiw wa alfayā sayyidahā ladal-bāb, qālat mā jazā`u man arāda bi`ahlika sū`an illā ay yusjana au 'ażābun alīm Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya Yusuf dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia perempuan itu berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan siksa yang pedih?” 26 قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ qāla hiya rāwadatnī 'an nafsī wa syahida syāhidum min ahlihā, ing kāna qamīṣuhụ qudda ming qubulin fa ṣadaqat wa huwa minal-kāżibīn Dia Yusuf berkata, “Dia yang menggodaku dan merayu diriku.” Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia Yusuf termasuk orang yang dusta. 27 وَاِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ wa ing kāna qamīṣuhụ qudda min duburin fa każabat wa huwa minaṣ-ṣādiqīn Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia Yusuf termasuk orang yang benar.” 28 فَلَمَّا رَاٰى قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّ ۗاِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ fa lammā ra`ā qamīṣahụ qudda min duburing qāla innahụ ming kaidikunn, inna kaidakunna 'aẓīm Maka ketika dia suami perempuan itu melihat baju gamisnya Yusuf koyak di bagian belakang, dia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.” 29 يُوْسُفُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرِيْ لِذَنْۢبِكِۖ اِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخٰطِـِٕيْنَ yụsufu a'riḍ 'an hāżā wastagfirī liżambiki innaki kunti minal-khāṭi`īn Wahai Yusuf! ”Lupakanlah ini, dan istriku mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah.” 30 ۞ وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى الْمَدِيْنَةِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ تُرَاوِدُ فَتٰىهَا عَنْ نَّفْسِهٖۚ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّاۗ اِنَّا لَنَرٰىهَا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ wa qāla niswatun fil-madīnatimra`atul-'azīzi turāwidu fatāhā 'an nafsih, qad syagafahā ḥubbā, innā lanarāhā fī ḍalālim mubīn Dan perempuan-perempuan di kota berkata, “Istri Al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata.” 31 فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ اَرْسَلَتْ اِلَيْهِنَّ وَاَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَاً وَّاٰتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّيْنًا وَّقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۚ فَلَمَّا رَاَيْنَهٗٓ اَكْبَرْنَهٗ وَقَطَّعْنَ اَيْدِيَهُنَّۖ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا هٰذَا بَشَرًاۗ اِنْ هٰذَآ اِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ fa lammā sami'at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a'tadat lahunna muttaka`aw wa ātat kulla wāḥidatim min-hunna sikkīnaw wa qālatikhruj 'alaihinn, fa lammā ra`ainahū akbarnahụ wa qaṭṭa'na aidiyahunna wa qulna ḥāsya lillāhi mā hāżā basyarā, in hāżā illā malakung karīm Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau untuk memotong jamuan, kemudian dia berkata kepada Yusuf, “Keluarlah tampakkanlah dirimu kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada keelokan rupanya, dan mereka tanpa sadar melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.” 32 قَالَتْ فَذٰلِكُنَّ الَّذِيْ لُمْتُنَّنِيْ فِيْهِ ۗوَلَقَدْ رَاوَدْتُّهٗ عَنْ نَّفْسِهٖ فَاسْتَعْصَمَ ۗوَلَىِٕنْ لَّمْ يَفْعَلْ مَآ اٰمُرُهٗ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُوْنًا مِّنَ الصّٰغِرِيْنَ qālat fa żālikunnallażī lumtunnanī fīh, wa laqad rāwattuhụ 'an nafsihī fasta'ṣam, wa la`il lam yaf'al mā āmuruhụ layusjananna wa layakụnam minaṣ-ṣāgirīn Dia istri Al-Aziz berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena aku tertarik kepadanya, dan sungguh, aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina.” 33 قَالَ رَبِّ السِّجْنُ اَحَبُّ اِلَيَّ مِمَّا يَدْعُوْنَنِيْٓ اِلَيْهِ ۚوَاِلَّا تَصْرِفْ عَنِّيْ كَيْدَهُنَّ اَصْبُ اِلَيْهِنَّ وَاَكُنْ مِّنَ الْجٰهِلِيْنَ qāla rabbis-sijnu aḥabbu ilayya mimmā yad'ụnanī ilaīh, wa illā taṣrif 'annī kaidahunna aṣbu ilaihinna wa akum minal-jāhilīn Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” 34 فَاسْتَجَابَ لَهٗ رَبُّهٗ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ fastajāba lahụ rabbuhụ fa ṣarafa 'an-hu kaidahunn, innahụ huwas-samī'ul 'alīm Maka Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. 35 ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا رَاَوُا الْاٰيٰتِ لَيَسْجُنُنَّهٗ حَتّٰى حِيْنٍ ṡumma badā lahum mim ba'di mā ra`awul-āyāti layasjununnahụ ḥattā ḥīn Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda kebenaran Yusuf bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu. 36 وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيٰنِ ۗقَالَ اَحَدُهُمَآ اِنِّيْٓ اَرٰىنِيْٓ اَعْصِرُ خَمْرًا ۚوَقَالَ الْاٰخَرُ اِنِّيْٓ اَرٰىنِيْٓ اَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِيْ خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ ۗنَبِّئْنَا بِتَأْوِيْلِهٖ ۚاِنَّا نَرٰىكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ wa dakhala ma'ahus-sijna fatayān, qāla aḥaduhumā innī arānī a'ṣiru khamrā, wa qālal-ākharu innī arānī aḥmilu fauqa ra`sī khubzan ta`kuluṭ-ṭairu min-h, nabbi`nā bita`wīlih, innā narāka minal-muḥsinīn Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik. 37 قَالَ لَا يَأْتِيْكُمَا طَعَامٌ تُرْزَقٰنِهٖٓ اِلَّا نَبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيْلِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّأْتِيَكُمَا ۗذٰلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِيْ رَبِّيْۗ اِنِّيْ تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَۙ qāla lā ya`tīkumā ṭa'āmun turzaqānihī illā nabba`tukumā bita`wīlihī qabla ay ya`tiyakumā, żālikumā mimmā 'allamanī rabbī, innī taraktu millata qaumil lā yu`minụna billāhi wa hum bil-ākhirati hum kāfirụn Dia Yusuf berkata, “Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada hari akhirat. 38 وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ اٰبَاۤءِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ مَا كَانَ لَنَآ اَنْ نُّشْرِكَ بِاللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ ذٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ wattaba'tu millata ābā`ī ibrāhīma wa is-ḥāqa wa ya'qụb, mā kāna lanā an nusyrika billāhi min syaī`, żālika min faḍlillāhi 'alainā wa 'alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn Dan aku mengikuti agama nenek moyangku Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tidak pantas bagi kami para nabi mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia semuanya; tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. 39 يٰصَاحِبَيِ السِّجْنِ ءَاَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُوْنَ خَيْرٌ اَمِ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُۗ yā ṣāḥibayis-sijni a arbābum mutafarriqụna khairun amillāhul-wāḥidul-qahhār Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa? 40 مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلَّآ اَسْمَاۤءً سَمَّيْتُمُوْهَآ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ مَّآ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗاَمَرَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ mā ta'budụna min dụnihī illā asmā`an sammaitumụhā antum wa ābā`ukum mā anzalallāhu bihā min sulṭān, inil-ḥukmu illā lillāh, amara allā ta'budū illā iyyāh, żālikad-dīnul-qayyimu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. 41 يٰصَاحِبَيِ السِّجْنِ اَمَّآ اَحَدُكُمَا فَيَسْقِيْ رَبَّهٗ خَمْرًا ۗوَاَمَّا الْاٰخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَّأْسِهٖ ۗ قُضِيَ الْاَمْرُ الَّذِيْ فِيْهِ تَسْتَفْتِيٰنِۗ yā ṣāḥibayis-sijni ammā aḥadukumā fa yasqī rabbahụ khamrā, wa ammal-ākharu fa yuṣlabu fa ta`kuluṭ-ṭairu mir ra`sih, quḍiyal-amrullażī fīhi tastaftiyān Wahai kedua penghuni penjara, “Salah seorang di antara kamu, akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi dia akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara yang kamu tanyakan kepadaku.” 42 وَقَالَ لِلَّذِيْ ظَنَّ اَنَّهٗ نَاجٍ مِّنْهُمَا اذْكُرْنِيْ عِنْدَ رَبِّكَۖ فَاَنْسٰىهُ الشَّيْطٰنُ ذِكْرَ رَبِّهٖ فَلَبِثَ فِى السِّجْنِ بِضْعَ سِنِيْنَ wa qāla lillażī ẓanna annahụ nājim min-humażkurnī 'inda rabbika fa ansāhusy-syaiṭānu żikra rabbihī fa labiṡa fis-sijni biḍ'a sinīn Dan dia Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.” Maka setan menjadikan dia lupa untuk menerangkan keadaan Yusuf kepada tuannya. Karena itu dia Yusuf tetap dalam penjara beberapa tahun lamanya. 43 وَقَالَ الْمَلِكُ اِنِّيْٓ اَرٰى سَبْعَ بَقَرٰتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَّسَبْعَ سُنْۢبُلٰتٍ خُضْرٍ وَّاُخَرَ يٰبِسٰتٍۗ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ اَفْتُوْنِيْ فِيْ رُؤْيَايَ اِنْ كُنْتُمْ لِلرُّءْيَا تَعْبُرُوْنَ wa qālal-maliku innī arā sab'a baqarātin simāniy ya`kuluhunna sab'un 'ijāfuw wa sab'a sumbulātin khuḍriw wa ukhara yābisāt, yā ayyuhal-mala`u aftụnī fī ru`yāya ing kuntum lir-ru`yā ta'burụn Dan raja berkata kepada para pemuka kaumnya, “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.” 44 قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍ ۚوَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيْلِ الْاَحْلَامِ بِعٰلِمِيْنَ qālū aḍgāṡu aḥlām, wa mā naḥnu bita`wīlil-aḥlāmi bi'ālimīn Mereka menjawab, “Itu mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu.” 45 وَقَالَ الَّذِيْ نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ اُمَّةٍ اَنَا۠ اُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيْلِهٖ فَاَرْسِلُوْنِ wa qālallażī najā min-humā waddakara ba'da ummatin ana unabbi`ukum bita`wīlihī fa arsilụn Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat kepada Yusuf setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitahukan kepadamu tentang orang yang pandai menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku kepadanya.” 46 يُوْسُفُ اَيُّهَا الصِّدِّيْقُ اَفْتِنَا فِيْ سَبْعِ بَقَرٰتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَّسَبْعِ سُنْۢبُلٰتٍ خُضْرٍ وَّاُخَرَ يٰبِسٰتٍۙ لَّعَلِّيْٓ اَرْجِعُ اِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُوْنَ yụsufu ayyuhaṣ-ṣiddīqu aftinā fī sab'i baqarātin simāniy ya`kuluhunna sab'un 'ijāfuw wa sab'i sumbulātin khuḍriw wa ukhara yābisātil la'allī arji'u ilan-nāsi la'allahum ya'lamụn ”Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami takwil mimpi tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.” 47 قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَاَبًاۚ فَمَا حَصَدْتُّمْ فَذَرُوْهُ فِيْ سُنْۢبُلِهٖٓ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تَأْكُلُوْنَ qāla tazra'ụna sab'a sinīna da`abā, fa mā ḥaṣattum fa żarụhu fī sumbulihī illā qalīlam mimmā ta`kulụn Dia Yusuf berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48 ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَّأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّا تُحْصِنُوْنَ ṡumma ya`tī mim ba'di żālika sab'un syidāduy ya`kulna mā qaddamtum lahunna illā qalīlam mimmā tuḥṣinụn Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya tahun sulit, kecuali sedikit dari apa bibit gandum yang kamu simpan. 49 ثُمَّ يَأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ عَامٌ فِيْهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيْهِ يَعْصِرُوْنَ ṡumma ya`tī mim ba'di żālika 'āmun fīhi yugāṡun-nāsu wa fīhi ya'ṣirụn Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan dengan cukup dan pada masa itu mereka memeras anggur.” 50 وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖ ۚفَلَمَّا جَاۤءَهُ الرَّسُوْلُ قَالَ ارْجِعْ اِلٰى رَبِّكَ فَسْـَٔلْهُ مَا بَالُ النِّسْوَةِ الّٰتِيْ قَطَّعْنَ اَيْدِيَهُنَّ ۗاِنَّ رَبِّيْ بِكَيْدِهِنَّ عَلِيْمٌ wa qālal-maliku`tụnī bih, fa lammā jā`ahur-rasụlu qālarji' ilā rabbika fas`al-hu mā bālun-niswatillātī qaṭṭa'na aidiyahunn, inna rabbī bikaidihinna 'alīm Dan raja berkata, “Bawalah dia kepadaku.” Ketika utusan itu datang kepadanya, dia Yusuf berkata, “Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakan kepadanya bagaimana halnya perempuan-perempuan yang telah melukai tangannya. Sungguh, Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.” 51 قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ اِذْ رَاوَدْتُّنَّ يُوْسُفَ عَنْ نَّفْسِهٖۗ قُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوْۤءٍ ۗقَالَتِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ الْـٰٔنَ حَصْحَصَ الْحَقُّۖ اَنَا۠ رَاوَدْتُّهٗ عَنْ نَّفْسِهٖ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ qāla mā khaṭbukunna iż rāwattunna yụsufa 'an nafsih, qulna ḥāsya lillāhi mā 'alimnā 'alaihi min sū`, qālatimra`atul-'azīzil-āna ḥaṣ-ḥaṣal-ḥaqqu ana rāwattuhụ 'an nafsihī wa innahụ laminaṣ-ṣādiqīn Dia raja berkata kepada perempuan-perempuan itu, “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” Mereka berkata, “Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.” Istri Al-Aziz berkata, “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.” 52 ذٰلِكَ لِيَعْلَمَ اَنِّيْ لَمْ اَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ كَيْدَ الْخَاۤىِٕنِيْنَ ۔ żālika liya'lama annī lam akhun-hu bil-gaibi wa annallāha lā yahdī kaidal-khā`inīn Yusuf berkata, “Yang demikian itu agar dia Al-Aziz mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada di rumah, dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat. 53 ۞ وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ wa mā ubarri`u nafsī, innan-nafsa la`ammāratum bis-sū`i illā mā raḥima rabbī, inna rabbī gafụrur raḥīm Dan aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. 54 وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖٓ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ wa qālal-maliku`tụnī bihī astakhliṣ-hu linafsī, fa lammā kallamahụ qāla innakal-yauma ladainā makīnun amīn Dan raja berkata, “Bawalah dia Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku.” Ketika dia raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia raja berkata, “Sesungguhnya kamu mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” 55 قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ qālaj'alnī 'alā khazā`inil-arḍ, innī ḥafīẓun 'alīm Dia Yusuf berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri Mesir; karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” 56 وَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِ يَتَبَوَّاُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاۤءُۗ نُصِيْبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَّشَاۤءُ وَلَا نُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ wa każālika makkannā liyụsufa fil-arḍi yatabawwa`u min-hā ḥaiṡu yasyā`, nuṣību biraḥmatinā man nasyā`u wa lā nuḍī'u ajral-muḥsinīn Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini Mesir; untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. 57 وَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ wa la`ajrul-ākhirati khairul lillażīna āmanụ wa kānụ yattaqụn Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. 58 وَجَاۤءَ اِخْوَةُ يُوْسُفَ فَدَخَلُوْا عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ wa jā`a ikhwatu yụsufa fa dakhalụ 'alaihi fa 'arafahum wa hum lahụ mungkirụn Dan saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir lalu mereka masuk ke tempatnya. Maka dia Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak mengenalinya lagi kepadanya. 59 وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُوْنِيْ بِاَخٍ لَّكُمْ مِّنْ اَبِيْكُمْ ۚ اَلَا تَرَوْنَ اَنِّيْٓ اُوْفِى الْكَيْلَ وَاَنَا۠ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ wa lammā jahhazahum bijahāzihim qāla`tụnī bi`akhil lakum min abīkum, alā tarauna annī ụfil-kaila wa ana khairul-munzilīn Dan ketika dia Yusuf menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu Bunyamin, tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima tamu yang terbaik? 60 فَاِنْ لَّمْ تَأْتُوْنِيْ بِهٖ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِيْ وَلَا تَقْرَبُوْنِ fa il lam ta`tụnī bihī fa lā kaila lakum 'indī wa lā taqrabụn Maka jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat jatah gandum lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.” 61 قَالُوْا سَنُرَاوِدُ عَنْهُ اَبَاهُ وَاِنَّا لَفَاعِلُوْنَ qālụ sanurāwidu 'an-hu abāhu wa innā lafā'ilụn Mereka berkata, “Kami akan membujuk ayahnya untuk membawanya dan kami benar-benar akan melaksanakannya.” 62 وَقَالَ لِفِتْيٰنِهِ اجْعَلُوْا بِضَاعَتَهُمْ فِيْ رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُوْنَهَآ اِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ wa qāla lifityānihij'alụ biḍā'atahum fī riḥālihim la'allahum ya'rifụnahā iżangqalabū ilā ahlihim la'allahum yarji'ụn Dan dia Yusuf berkata kepada pelayan-pelayannya, “Masukkanlah barang-barang penukar mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi.” 63 فَلَمَّا رَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَبِيْهِمْ قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مُنِعَ مِنَّا الْكَيْلُ فَاَرْسِلْ مَعَنَآ اَخَانَا نَكْتَلْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ fa lammā raja'ū ilā abīhim qālụ yā abānā muni'a minnal-kailu fa arsil ma'anā akhānā naktal wa innā lahụ laḥāfiẓụn Maka ketika mereka telah kembali kepada ayahnya Yakub mereka berkata, “Wahai ayah kami! Kami tidak akan mendapat jatah gandum lagi, jika tidak membawa saudara kami, sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah, dan kami benar-benar akan menjaganya.” 64 قَالَ هَلْ اٰمَنُكُمْ عَلَيْهِ اِلَّا كَمَآ اَمِنْتُكُمْ عَلٰٓى اَخِيْهِ مِنْ قَبْلُۗ فَاللّٰهُ خَيْرٌ حٰفِظًا وَّهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ qāla hal āmanukum 'alaihi illā kamā amintukum 'alā akhīhi ming qabl, fallāhu khairun ḥāfiẓaw wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn Dia Yakub berkata, “Bagaimana aku akan mempercayakannya Bunyamin kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya Yusuf kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. 65 وَلَمَّا فَتَحُوْا مَتَاعَهُمْ وَجَدُوْا بِضَاعَتَهُمْ رُدَّتْ اِلَيْهِمْۗ قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَا نَبْغِيْۗ هٰذِهٖ بِضَاعَتُنَا رُدَّتْ اِلَيْنَا وَنَمِيْرُ اَهْلَنَا وَنَحْفَظُ اَخَانَا وَنَزْدَادُ كَيْلَ بَعِيْرٍۗ ذٰلِكَ كَيْلٌ يَّسِيْرٌ wa lammā fataḥụ matā'ahum wajadụ biḍā'atahum ruddat ilaihim, qālụ yā abānā mā nabgī, hāżihī biḍā'atunā ruddat ilainā wa namīru ahlanā wa naḥfaẓu akhānā wa nazdādu kaila ba'īr, żālika kailuy yasīr Dan ketika mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan barang-barang penukar mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Apalagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kita akan dapat memberi makan keluarga kita, dan kami akan memelihara saudara kami, dan kita akan mendapat tambahan jatah gandum seberat beban seekor unta. Itu suatu hal yang mudah bagi raja Mesir.” 66 قَالَ لَنْ اُرْسِلَهٗ مَعَكُمْ حَتّٰى تُؤْتُوْنِ مَوْثِقًا مِّنَ اللّٰهِ لَتَأْتُنَّنِيْ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يُّحَاطَ بِكُمْۚ فَلَمَّآ اٰتَوْهُ مَوْثِقَهُمْ قَالَ اللّٰهُ عَلٰى مَا نَقُوْلُ وَكِيْلٌ qāla lan ursilahụ ma'akum ḥattā tu`tụni mauṡiqam minallāhi lata`tunnanī bihī illā ay yuḥāṭa bikum, fa lammā ātauhu mauṡiqahum qālallāhu 'alā mā naqụlu wakīl Dia Yakub berkata, “Aku tidak akan melepaskannya pergi bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh.” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia Yakub berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” 67 وَقَالَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَابٍ وَّاحِدٍ وَّادْخُلُوْا مِنْ اَبْوَابٍ مُّتَفَرِّقَةٍۗ وَمَآ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ wa qāla yā baniyya lā tadkhulụ mim bābiw wāḥidiw wadkhulụ min abwābim mutafarriqah, wa mā ugnī 'angkum minallāhi min syaī`, inil-ḥukmu illā lillāh, 'alaihi tawakkaltu wa 'alaihi falyatawakkalil-mutawakkilụn Dan dia Yakub berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari takdir Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.” 68 وَلَمَّا دَخَلُوْا مِنْ حَيْثُ اَمَرَهُمْ اَبُوْهُمْۗ مَا كَانَ يُغْنِيْ عَنْهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ اِلَّا حَاجَةً فِيْ نَفْسِ يَعْقُوْبَ قَضٰىهَاۗ وَاِنَّهٗ لَذُوْ عِلْمٍ لِّمَا عَلَّمْنٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ wa lammā dakhalụ min ḥaiṡu amarahum abụhum, mā kāna yugnī 'an-hum minallāhi min syai`in illā ḥājatan fī nafsi ya'qụba qaḍāhā, wa innahụ lażụ 'ilmil limā 'allamnāhu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, masuknya mereka itu tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. 69 وَلَمَّا دَخَلُوْا عَلٰى يُوْسُفَ اٰوٰٓى اِلَيْهِ اَخَاهُ قَالَ اِنِّيْٓ اَنَا۠ اَخُوْكَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ wa lammā dakhalụ 'alā yụsufa āwā ilaihi akhāhu qāla innī ana akhụka fa lā tabta`is bimā kānụ ya'malụn Dan ketika mereka masuk ke tempat Yusuf, dia menempatkan saudaranya Bunyamin di tempatnya, dia Yusuf berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” 70 فَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ السِّقَايَةَ فِيْ رَحْلِ اَخِيْهِ ثُمَّ اَذَّنَ مُؤَذِّنٌ اَيَّتُهَا الْعِيْرُ اِنَّكُمْ لَسَارِقُوْنَ fa lammā jahhazahum bijahāzihim ja'alas-siqāyata fī raḥli akhīhi ṡumma ażżana mu`ażżinun ayyatuhal-'īru innakum lasāriqụn Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia Yusuf memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.” 71 قَالُوْا وَاَقْبَلُوْا عَلَيْهِمْ مَّاذَا تَفْقِدُوْنَ qālụ wa aqbalụ 'alaihim māżā tafqidụn Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka yang menuduh, “Kamu kehilangan apa?” 72 قَالُوْا نَفْقِدُ صُوَاعَ الْمَلِكِ وَلِمَنْ جَاۤءَ بِهٖ حِمْلُ بَعِيْرٍ وَّاَنَا۠ بِهٖ زَعِيْمٌ qālụ nafqidu ṣuwā'al-maliki wa liman jā`a bihī ḥimlu ba'īriw wa ana bihī za'īm Mereka menjawab, “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan seberat beban unta, dan aku jamin itu.” 73 قَالُوْا تَاللّٰهِ لَقَدْ عَلِمْتُمْ مَّا جِئْنَا لِنُفْسِدَ فِى الْاَرْضِ وَمَا كُنَّا سَارِقِيْنَ qālụ tallāhi laqad 'alimtum mā ji`nā linufsida fil-arḍi wa mā kunnā sāriqīn Mereka saudara-saudara Yusuf menjawab, “Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan kami bukanlah para pencuri.” 74 قَالُوْا فَمَا جَزَاۤؤُهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ كٰذِبِيْنَ qālụ fa mā jazā`uhū ing kuntum kāżibīn Mereka berkata, “Tetapi apa hukumannya jika kamu dusta?” 75 قَالُوْا جَزَاۤؤُهٗ مَنْ وُّجِدَ فِيْ رَحْلِهٖ فَهُوَ جَزَاۤؤُهٗ ۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ qālụ jazā`uhụ maw wujida fī raḥlihī fa huwa jazā`uh, każālika najziẓ-ẓālimīn Mereka menjawab, “Hukumannya ialah pada siapa ditemukan dalam karungnya barang yang hilang itu, maka dia sendirilah menerima hukumannya. Demikianlah kami memberi hukuman kepada orang-orang zalim.” 76 فَبَدَاَ بِاَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاۤءِ اَخِيْهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِّعَاۤءِ اَخِيْهِۗ كَذٰلِكَ كِدْنَا لِيُوْسُفَۗ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ اَخَاهُ فِيْ دِيْنِ الْمَلِكِ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗنَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِيْ عِلْمٍ عَلِيْمٌ fa bada`a bi`au'iyatihim qabla wi'ā`i akhīhi ṡummastakhrajahā miw wi'ā`i akhīh, każālika kidnā liyụsuf, mā kāna liya`khuża akhāhu fī dīnil-maliki illā ay yasyā`allāh, narfa'u darajātim man nasyā`, wa fauqa kulli żī 'ilmin 'alīm Maka mulailah dia memeriksa karung-karung mereka sebelum memeriksa karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur rencana untuk Yusuf. Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui. 77 ۞ قَالُوْٓا اِنْ يَّسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ اَخٌ لَّهٗ مِنْ قَبْلُۚ فَاَسَرَّهَا يُوْسُفُ فِيْ نَفْسِهٖ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْۚ قَالَ اَنْتُمْ شَرٌّ مَّكَانًا ۚوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا تَصِفُوْنَ qālū iy yasriq fa qad saraqa akhul lahụ ming qabl, fa asarrahā yụsufu fī nafsihī wa lam yubdihā lahum, qāla antum syarrum makānā, wallāhu a'lamu bimā taṣifụn Mereka berkata, “Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri.” Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata dalam hatinya, “Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.” 78 قَالُوْا يٰٓاَيُّهَا الْعَزِيْزُ اِنَّ لَهٗٓ اَبًا شَيْخًا كَبِيْرًا فَخُذْ اَحَدَنَا مَكَانَهٗ ۚاِنَّا نَرٰىكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ qālụ yā ayyuhal-'azīzu inna lahū aban syaikhang kabīran fa khuż aḥadanā makānah, innā narāka minal-muḥsinīn Mereka berkata, “Wahai Al-Aziz! Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik.” 79 قَالَ مَعَاذَ اللّٰهِ اَنْ نَّأْخُذَ اِلَّا مَنْ وَّجَدْنَا مَتَاعَنَا عِنْدَهٗٓ ۙاِنَّآ اِذًا لَّظٰلِمُوْنَ qāla ma'āżallāhi an na`khuża illā maw wajadnā matā'anā 'indahū innā iżal laẓālimụn Dia Yusuf berkata, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari menahan seseorang, kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya, jika kami berbuat demikian, berarti kami orang yang zalim.” 80 فَلَمَّا اسْتَا۟يْـَٔسُوْا مِنْهُ خَلَصُوْا نَجِيًّاۗ قَالَ كَبِيْرُهُمْ اَلَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنَّ اَبَاكُمْ قَدْ اَخَذَ عَلَيْكُمْ مَّوْثِقًا مِّنَ اللّٰهِ وَمِنْ قَبْلُ مَا فَرَّطْتُّمْ فِيْ يُوْسُفَ فَلَنْ اَبْرَحَ الْاَرْضَ حَتّٰى يَأْذَنَ لِيْٓ اَبِيْٓ اَوْ يَحْكُمَ اللّٰهُ لِيْۚ وَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ fa lammastai`asụ min-hu khalaṣụ najiyyā, qāla kabīruhum a lam ta'lamū anna abākum qad akhaża 'alaikum mauṡiqam minallāhi wa ming qablu mā farrattum fī yụsufa fa lan abraḥal-arḍa ḥattā ya`żana lī abī au yaḥkumallāhu lī, wa huwa khairul-ḥākimīn Maka ketika mereka berputus asa darinya putusan Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Yang tertua di antara mereka berkata, “Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf? Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri ini Mesir, sampai ayahku mengizinkan untuk kembali, atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah hakim yang terbaik.” 81 اِرْجِعُوْٓا اِلٰٓى اَبِيْكُمْ فَقُوْلُوْا يٰٓاَبَانَآ اِنَّ ابْنَكَ سَرَقَۚ وَمَا شَهِدْنَآ اِلَّا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حٰفِظِيْنَ irji'ū ilā abīkum fa qụlụ yā abānā innabnaka saraq, wa mā syahidnā illā bimā 'alimnā wa mā kunnā lil-gaibi ḥāfiẓīn Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu. 82 وَسْـَٔلِ الْقَرْيَةَ الَّتِيْ كُنَّا فِيْهَا وَالْعِيْرَ الَّتِيْٓ اَقْبَلْنَا فِيْهَاۗ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ was`alil-qaryatallatī kunnā fīhā wal-'īrallatī aqbalnā fīhā, wa innā laṣādiqụn Dan tanyalah penduduk negeri tempat kami berada, dan kafilah yang datang bersama kami. Dan kami adalah orang yang benar.” 83 قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗعَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَنِيْ بِهِمْ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, 'asallāhu ay ya`tiyanī bihim jamī'ā, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm Dia Yakub berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan yang buruk itu. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” 84 وَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰٓاَسَفٰى عَلٰى يُوْسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنٰهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيْمٌ wa tawallā 'an-hum wa qāla yā asafā 'alā yụsufa wabyaḍḍat 'aināhu minal-ḥuzni fa huwa kaẓīm Dan dia Yakub berpaling dari mereka anak-anaknya seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah terhadap anak-anaknya. 85 قَالُوْا تَاللّٰهِ تَفْتَؤُا تَذْكُرُ يُوْسُفَ حَتّٰى تَكُوْنَ حَرَضًا اَوْ تَكُوْنَ مِنَ الْهَالِكِيْنَ qālụ tallāhi tafta`u tażkuru yụsufa ḥattā takụna ḥaraḍan au takụna minal-hālikīn Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau mengidap penyakit berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.” 86 قَالَ اِنَّمَآ اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ qāla innamā asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn Dia Yakub menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. 87 يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụn Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” 88 فَلَمَّا دَخَلُوْا عَلَيْهِ قَالُوْا يٰٓاَيُّهَا الْعَزِيْزُ مَسَّنَا وَاَهْلَنَا الضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَاعَةٍ مُّزْجٰىةٍ فَاَوْفِ لَنَا الْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَاۗ اِنَّ اللّٰهَ يَجْزِى الْمُتَصَدِّقِيْنَ fa lammā dakhalụ 'alaihi qālụ yā ayyuhal-'azīzu massanā wa ahlanaḍ-ḍurru wa ji`nā bibiḍā'atim muzjātin fa aufi lanal-kaila wa taṣaddaq 'alainā, innallāha yajzil-mutaṣaddiqīn Maka ketika mereka masuk ke tempat Yusuf, mereka berkata, “Wahai Al-Aziz! Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah gandum untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah.” 89 قَالَ هَلْ عَلِمْتُمْ مَّا فَعَلْتُمْ بِيُوْسُفَ وَاَخِيْهِ اِذْ اَنْتُمْ جَاهِلُوْنَ qāla hal 'alimtum mā fa'altum biyụsufa wa akhīhi iż antum jāhilụn Dia Yusuf berkata, “Tahukah kamu kejelekan apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari akibat perbuatanmu itu?” 90 قَالُوْٓا ءَاِنَّكَ لَاَنْتَ يُوْسُفُۗ قَالَ اَنَا۠ يُوْسُفُ وَهٰذَآ اَخِيْ قَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَاۗ اِنَّهٗ مَنْ يَّتَّقِ وَيَصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ qālū a innaka la`anta yụsuf, qāla ana yụsufu wa hāżā akhī qad mannallāhu 'alainā, innahụ may yattaqi wa yaṣbir fa innallāha lā yuḍī'u ajral-muḥsinīn Mereka berkata, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?” Dia Yusuf menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” 91 قَالُوْا تَاللّٰهِ لَقَدْ اٰثَرَكَ اللّٰهُ عَلَيْنَا وَاِنْ كُنَّا لَخٰطِـِٕيْنَ qālụ tallāhi laqad āṡarakallāhu 'alainā wa ing kunnā lakhāṭi`īn Mereka berkata, “Demi Allah, sungguh Allah telah melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah berdosa.” 92 قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ qāla lā taṡrība 'alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa ar-ḥamur-rāḥimīn Dia Yusuf berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. 93 اِذْهَبُوْا بِقَمِيْصِيْ هٰذَا فَاَلْقُوْهُ عَلٰى وَجْهِ اَبِيْ يَأْتِ بَصِيْرًا ۚوَأْتُوْنِيْ بِاَهْلِكُمْ اَجْمَعِيْنَ iż-habụ biqamīṣī hāżā fa alqụhu 'alā waj-hi abī ya`ti baṣīrā, wa`tụnī bi`ahlikum ajma'īn Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.” 94 وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيْرُ قَالَ اَبُوْهُمْ اِنِّيْ لَاَجِدُ رِيْحَ يُوْسُفَ لَوْلَآ اَنْ تُفَنِّدُوْنِ wa lammā faṣalatil-'īru qāla abụhum innī la`ajidu rīḥa yụsufa lau lā an tufannidụn Dan ketika kafilah itu telah keluar dari negeri Mesir, ayah mereka berkata, “Sesungguhnya Aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal tentu kamu membenarkan aku.” 95 قَالُوْا تَاللّٰهِ اِنَّكَ لَفِيْ ضَلٰلِكَ الْقَدِيْمِ qālụ tallāhi innaka lafī ḍalālikal-qadīm Mereka keluarganya berkata, “Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.” 96 فَلَمَّآ اَنْ جَاۤءَ الْبَشِيْرُ اَلْقٰىهُ عَلٰى وَجْهِهٖ فَارْتَدَّ بَصِيْرًاۗ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْۙ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ fa lammā an jā`al-basyīru alqāhu 'alā waj-hihī fartadda baṣīrā, qāla a lam aqul lakum innī a'lamu minallāhi mā lā ta'lamụn Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya baju itu ke wajahnya Yakub, lalu dia dapat melihat kembali. Dia Yakub berkata, “Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” 97 قَالُوْا يٰٓاَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَآ اِنَّا كُنَّا خٰطِـِٕيْنَ qālụ yā abānastagfir lanā żunụbanā innā kunnā khāṭi`īn Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah berdosa.” 98 قَالَ سَوْفَ اَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّيْ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ qāla saufa astagfiru lakum rabbī, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm Dia Yakub berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” 99 فَلَمَّا دَخَلُوْا عَلٰى يُوْسُفَ اٰوٰٓى اِلَيْهِ اَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوْا مِصْرَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَ ۗ fa lammā dakhalụ 'alā yụsufa āwā ilaihi abawaihi wa qāladkhulụ miṣra in syā`allāhu āminīn Maka ketika mereka masuk ke tempat Yusuf, dia merangkul dan menyiapkan tempat untuk kedua orang tuanya seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.” 100 وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖقَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ wa rafa'a abawaihi 'alal-'arsyi wa kharrụ lahụ sujjadā, wa qāla yā abati hāżā ta`wīlu ru`yāya ming qablu qad ja'alahā rabbī ḥaqqā, wa qad aḥsana bī iż akhrajanī minas-sijni wa jā`a bikum minal-badwi mim ba'di an nazagasy-syaiṭānu bainī wa baina ikhwatī, inna rabbī laṭīful limā yasyā`, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka semua tunduk bersujud kepadanya Yusuf. Dan dia Yusuf berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak hubungan antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana. 101 ۞ رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۚ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa 'allamtanī min ta`wīlil-aḥādīṡ, fāṭiras-samāwāti wal-arḍ, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah, tawaffanī muslimaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. Wahai Tuhan pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” 102 ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهِ اِلَيْكَۚ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ اِذْ اَجْمَعُوْٓا اَمْرَهُمْ وَهُمْ يَمْكُرُوْنَ żālika min ambā`il-gaibi nụḥīhi ilaīk, wa mā kunta ladaihim iż ajma'ū amrahum wa hum yamkurụn Itulah sebagian berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad; padahal engkau tidak berada di samping mereka, ketika mereka bersepakat mengatur tipu muslihat untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur. 103 وَمَآ اَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِيْنَ wa mā akṡarun-nāsi walau ḥaraṣta bimu`minīn Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. 104 وَمَا تَسْـَٔلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَ wa mā tas`aluhum 'alaihi min ajr, in huwa illā żikrul lil-'ālamīn Dan engkau tidak meminta imbalan apa pun kepada mereka terhadap seruanmu ini, sebab seruan itu adalah pengajaran bagi seluruh alam. 105 وَكَاَيِّنْ مِّنْ اٰيَةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ يَمُرُّوْنَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُوْنَ wa ka`ayyim min āyatin fis-samāwāti wal-arḍi yamurrụna 'alaihā wa hum 'an-hā mu'riḍụn Dan berapa banyak tanda-tanda kebesaran Allah di langit dan di bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling daripadanya. 106 وَمَا يُؤْمِنُ اَكْثَرُهُمْ بِاللّٰهِ اِلَّا وَهُمْ مُّشْرِكُوْنَ wa mā yu`minu akṡaruhum billāhi illā wa hum musyrikụn Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan-Nya. 107 اَفَاَمِنُوْٓا اَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِّنْ عَذَابِ اللّٰهِ اَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ a fa aminū an ta`tiyahum gāsyiyatum min 'ażābillāhi au ta`tiyahumus-sā'atu bagtataw wa hum lā yasy'urụn Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan Kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? 108 قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ qul hāżihī sabīlī ad'ū ilallāh, 'alā baṣīratin ana wa manittaba'anī, wa sub-ḥānallāhi wa mā ana minal-musyrikīn Katakanlah Muhammad, “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” 109 وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ مِّنْ اَهْلِ الْقُرٰىۗ اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ وَلَدَارُ الْاٰخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ اتَّقَوْاۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ wa mā arsalnā ming qablika illā rijālan nụḥī ilaihim min ahlil-qurā, a fa lam yasīrụ fil-arḍi fa yanẓurụ kaifa kāna 'āqibatullażīna ming qablihim, wa ladārul-ākhirati khairul lillażīnattaqau, a fa lā ta'qilụn Dan Kami tidak mengutus sebelummu Muhammad, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul. Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? 110 حَتّٰٓى اِذَا اسْتَا۟يْـَٔسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوْا جَاۤءَهُمْ نَصْرُنَاۙ فَنُجِّيَ مَنْ نَّشَاۤءُ ۗوَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ ḥattā iżastai`asar-rusulu wa ẓannū annahum qad kużibụ jā`ahum naṣrunā fa nujjiya man nasyā`, wa lā yuraddu ba`sunā 'anil-qaumil-mujrimīn Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi tentang keimanan kaumnya dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada mereka para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang yang Kami kehendaki. Dan siksa Kami tidak dapat ditolak dari orang yang berdosa. 111 لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ laqad kāna fī qaṣaṣihim 'ibratul li`ulil-albāb, mā kāna ḥadīṡay yuftarā wa lākin taṣdīqallażī baina yadaihi wa tafṣīla kulli syai`iw wa hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu`minụn Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. BerikutnyaSurat Ar Ra'd